~SELAMAT DATANG~

"MAJU BERSAMA PETERNAK"

Minggu, 08 Mei 2011

Kulit Buah Kakao Fermentasi,
Pakan Lokal Ternak Sapi
Oleh: Hermanto, S.Pt (THL-TBPP kota Padang)

Revitalisasi pertanian, perkebunan dan kehutanan (RPPK) yang dicanangkan oleh Presiden RI pada tanggal 11 Juni 2005, mengamanatkan bahwa salah satu programnya yaitu swasembada daging sapi harus dapat terealisasi pada tahun 2010, yang kemudian diperbaharui menjadi tahun 2015. Untuk mencapai keberhasilannya, program ini dilakukan dengan 2 cara pendekatan yaitu; tanpa upaya percepatan (regular) dan dengan langkah percepatan (menggunakan upaya-upaya terobosan) disebut Program Percepatan Swasembada Daging Sapi (P2SDS). Dalam P2SDS ini memiliki 7 langkah operasional (7 LOP), yang salah satunya adalah Pengembangan dan Pemanfaatan Pakan Lokal.
Pakan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan berhasil tidaknya dalam usaha peternakan, terutama ternak sapi potong yang pemeliharaannya secara intensif maka pakan harus selalu ada dan mencukupi. Jika ternak mengalami kekurangan pakan maka akan dapat menghambat proses pertumbuhan dan perkembangan.
Bahan pakan yang berkualitas baik dapat menjamin tersedianya zat-zat makanan yang dibutuhkan ternak untuk pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi. Bahan pakan tersebut biasanya harganya relatif mahal, sehingga akan menjadi kendala bagi peternak. Salah satu solusi yang tepat untuk mengatasi kendala tersebut yaitu dengan mengembangkan dan memanfaatkan pakan lokal, yang harganya murah, tidak bersaing dengan kebutuhan manusia dan mempunyai gizi yang dibutuhkan oleh ternak. Diantara bahan pakan lokal tersebut adalah limbah kulit buah Kakao (Coklat)
Limbah kulit buah Kakao merupakan hasil samping dari pemrosesan biji coklat dan merupakan salah satu limbah dari hasil panen yang sangat potensial untuk dijadikan sebagai bahan pakan ternak Sapi. Buah Kakao segar terdiri dari 73.73% pod (kulit buah Kakao), 2.0% plasenta dan 24.4% biji Kakao. Kulit buah Kakao adalah bagian mesokarp atau bagian dinding buah yang mencakup kulit terluar sampai dinding buah sebelum kumpulan biji.
Luas areal tanaman Kakao di Indonesia terus meningkat dengan laju peningkatan produksinya sebesar 5,7% pertahun dan laju peningkatan produksinya sebesar 12,91% pertahun. Produksi Kakao Sumatera Barat pada beberapa tahun terakhir adalah: pada tahun 2005 produksi kakao 14,068 ton, 2006 mencapai 16, 244 ton, 2007 mencapai 18, 381 ton, 2008 mencapai 32, 376 ton, dan tahun 2009 mencapai 36, 325 ton (ANTARA News).
Kulit buah Kakao dapat menggantikan sumber-sumber energi dalam ransum tanpa mempengaruhi kondisi ternak (Smith dan Adegbola, 1982). Kulit buah Kakao (Shel food husk) kandungan gizinya terdiri dari 88 % BK, 8 % PK, 40 % SK, 50,8 % TDN (Sunanto,1994). Kulit buah Kakao mengandung alkaloid theobromin (3,7 – dimethylxantine) yang merupakan faktor pembatas pada pemakaian limbah Kakao sebagai pakan ternak. Kandungan alkaloid theobromin (3,7 – dimethylxantine) pada kulit buah Kakao yaitu 0,17-0,20 % (Wong, dkk 1988).
Kendala utama pemanfaatan limbah kulit buah Kakao sebagai bahan pakan ternak sapi potong adalah tingginya kadar lignin dan sellulosa, sedangkan kadar proteinnya rendah. Pemberian limbah kulit buah Kakao secara langsung justru akan menurunkan berat badan ternak (Sunanto, 1994). Untuk itu perlu dicarikan alternatif pemecahannya, salah satunya yaitu dengan fermentasi menggunakan Starbio sebagai inokulum.
Fermentasi merupakan salah satu teknologi untuk meningkatkan nilai gizi pakan berserat tinggi. Fermentasi dapat menghidrolisis protein, lemak, sellulosa, lignin dan polisakarida lain, sehingga bahan yang difermentasi akan mempunyai daya cerna yang lebih tinggi, selain itu juga terjadi peningkatan protein kasar dari bahan tersebut. Fermentasi akan meningkatkan Total Digestible Nutrien (TDN) dari bahan menjadi 70%.

Cara membuatnya
Proses fermentasi Limbah Kulit Buah Kakao berbeda dengan amoniasi yang merupakan proses perombakan dari struktur keras menjadi struktur yang lebih lunak. Dengan demikian yang berubah dalam proses amoniasi hanyalah struktur fisiknya saja dan penambahan unsur N. Sedangkan fermentasi Limbah Kulit Buah Kakao merupakan proses perombakan struktur keras secara fisik, kimia dan biologi, sehingga bahan dengan struktur yang kompleks akan berubah menjadi lebih sederhana, dan hal tersebut menyebabkan daya cerna ternak menjadi lebih efisien.
A. Bahan-bahan Fermentasi Limbah Kulit Buah Kakao:
1. Limbah Kulit Buah Kakao dengan berat sekitar 100 Kg.
2. Starbio sebanyak 0,6 Kg
3. Urea sebanyak 0,6 Kg
4. Air secukupnya
B. Prosedur Kerja:
1. Limbah Kulit Buah Kakao dicacah untuk memperkecil ukuran
2. Campur secara merata Starbio dan Urea dengan perbandingan 1:1 yaitu 0,6 Kg Starbio dan 0,6 Kg Urea.
3. Limbah Kulit Buah Kakao ditumpuk dalam kotak yang terbuat dari papan, dengan ketinggian kurang lebih 30 cm
4. Taburkan campuran Starbio dan Urea
5. Tumpuk kembali Limbah Kulit Buah Kakao dengan ketinggian kurang lebih 30 cm di atas tumpukan sebelumnya lalu ditaburi kembali dengan campuran Starbio dan Urea siram dengan air jika perlu. Lakukan kembali prosedur 4, dan demikian seterusnya sampai Limbah Kulit Buah Kakao habis diperlakukan
6. Tumpukan Limbah Kulit Buah Kakao dibiarkan selama 21 hari (tidak perlu diapa-apakan)
7. Setelah 21 hari Limbah Kulit Buah Kakao dibongkar dan diangin-anginkan atau dikeringkan di bawah sinar matahari sampai kering sehingga bisa digiling
8. Limbah Kulit Buah Kakao yang telah kering kemudian digiling halus atau distok disimpan dalam gudang.
9. Limbah Kulit Buah Kakao yang telah digiling halus dicampurkan dalam ransum penguat.
Proses fermentasi Limbah Kulit Buah Kakao ini harus dilakukan di tempat teduh atau tempat yang terhindar dari panas matahari dan air hujan. Namun tidak perlu ditutup, cukup diberikan penahan baik dari samping maupun bagian atas agar tidak dirusak oleh ternak seperti ayam. Urea dalam proses fermentasi bermanfaat untuk mensuplai NH3 (amoniak), yang akan digunakan sebagai sumber energi bagi mikroba dalam proses fermentasi, sehingga Urea dapat dinyatakan hanya sebagai katalisator, bukan sebagai penambah nutrisi pakan. Fermentasi akan meningkatkan Total Digestible Nutrien (TDN), atau bahan yang dapat dicerna dari Limbah Kulit Buah Kakao.
(pernah diterbitkan di Tabloid AFTA)